MSNEWS.ID – Penertiban pengemis di kawasan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati, Cirebon, mendapatkan dukungan penuh dari Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia. Langkah ini dinilai sebagai wujud nyata respons Pemkab terhadap keluhan para peziarah yang merasa terganggu.
Sophi Zulfia menyatakan bahwa penanganan ini perlu disertai solusi komprehensif yang tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga menyentuh akar masalah sosial. Menurut data dari Dinas Sosial, terdapat sekitar 50 pengemis di area tersebut, termasuk 15 anak-anak yang terlibat dalam aktivitas mengemis.
“Langkah awal ini patut diapresiasi, namun dibutuhkan tindakan lanjutan yang lebih mendalam. Anak-anak perlu akses pendidikan, sementara orang dewasa perlu diberi pelatihan dan peluang ekonomi,” ujarnya pada Selasa (5/8/2025).
Ketua DPRD menekankan pentingnya program pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai bentuk penanganan jangka panjang. Pelatihan UMKM dianggap sebagai solusi potensial untuk mengubah kebiasaan mengemis menjadi produktivitas.
“Kalau mereka punya keahlian, mereka bisa mandiri. Bahkan, Pemkab bisa menggandeng pemerintah desa untuk identifikasi asal-usul para pengemis. Bila bukan warga lokal, bisa dikembalikan ke daerah asalnya,” tegasnya.
Selain itu, Sophi juga menyoroti peran penting Satpol PP, TNI, dan Polri dalam menjaga ketertiban di kawasan yang menjadi ikon wisata religi Kabupaten Cirebon. Ia menilai bahwa sinergi antara pemerintah daerah, aparat, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga citra lokasi bersejarah ini.
Menurutnya, kompleks makam Sunan Gunung Jati bukan hanya destinasi spiritual, tapi juga simbol identitas dan martabat Kabupaten Cirebon. Maka, kawasan ini harus bebas dari kesan kumuh dan tidak tertib.
Ia berharap penanganan para pengemis tidak hanya sekadar soal aturan, namun juga harus mengedepankan nilai kemanusiaan dan pembangunan jangka panjang. “Dengan kerja sama semua pihak, kawasan ini bisa menjadi lebih tertib, bersih, dan layak dikunjungi,” tutup Sophi.