MSNEWS.ID – Penetapan Cirebon Timur sebagai Calon Daerah Persiapan Otonomi Baru (CDPOB) disambut hangat oleh berbagai pihak. Rapat paripurna DPRD dan Pemprov Jawa Barat, Rabu (10/9/2025), menjadi momentum bersejarah setelah penantian panjang masyarakat.
Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia, menegaskan bahwa pemekaran wilayah ini bertujuan memperluas akses pembangunan, menghadirkan pemerataan pelayanan, serta meningkatkan kesejahteraan. “Keputusan ini adalah langkah penting. Mari bersama-sama mengawal prosesnya agar manfaatnya benar-benar dirasakan warga,” katanya.
Sophi juga menyampaikan apresiasi kepada DPRD Jabar, kepala daerah, dan Forum Cirebon Timur Mandiri (FCTM). Menurutnya, tanpa dukungan penuh dari seluruh elemen, wacana pemekaran tidak akan bisa terealisasi. Ia pun optimis Cirebon Timur bisa berkembang pesat jika dikelola dengan serius.
Dalam rapat paripurna disebutkan, Cirebon Timur terdiri dari 16 kecamatan yang terbentang di wilayah timur Kabupaten Cirebon. Dengan luas sekitar 446,57 kilometer persegi, wilayah ini meliputi Astanajapura, Babakan, Ciledug, Gebang, Greged, Lemahabang, Losari, hingga Sedong.
Meski sudah ditetapkan sebagai CDPOB, pusat pemerintahan masih dalam pembahasan. Dua kecamatan yang menjadi kandidat ibu kota adalah Karangwareng dan Karangsembung. Pemilihan lokasi pusat pemerintahan ini dinilai sangat penting karena akan menentukan arah tata kelola pemerintahan baru.
Wakil Ketua DPRD Jabar, Ono Surono, menyebutkan bahwa perjuangan menuju CDPOB sudah berlangsung selama 20 tahun. “Dari tingkat desa hingga kabupaten, perjuangan ini tidak sebentar. Hari ini menjadi titik balik sejarah masyarakat Cirebon Timur. Terima kasih atas kerja keras semua pihak,” ucapnya.
Dengan persetujuan ini, Cirebon Timur memasuki babak baru. Harapan besar kini tertuju pada terwujudnya pelayanan publik yang lebih dekat, percepatan pembangunan, serta peningkatan taraf hidup masyarakat. CDPOB ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi kemajuan ekonomi dan sosial di kawasan timur Cirebon.
